Senin, 02 Juli 2012

Perusahaan asing Belanda


ABN AMRO
ABN AMRO Bank NV
200px-ABN AMRO.png

PROFILE
Industri
Didirikan
Kantor pusat
Tokoh penting
Gerrit Zalm (Chairman)
Produk
▼ €2,6 miliar (2009)[1]
▼ €2,7 miliar (2009)[2]
▼ €912 miliar (Juni 2008)[3]
Pemilik
Karyawan
102.556 (akhir 2007)
Situs web


ABN AMRO adalah sebuah bank Belanda yang sejak tanggal 1 April 2010 dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Belanda. Entitas ABN AMRO Bank NV saat ini merupakan hasil pemisahan dari The Royal Bank of Scotland Group. Entitas sebelumnya yang bernama sama merupakan hasil merger pada tahun 1990-1991 antara Algemene Bank Nederland (ABN) dan De Amsterdamsche-Rotterdamsche Bank (AMRO), yang sejarah awalnya bermula dari pendirian Nederlandsche Handel-Maatschappij pada tahun 1824.
Antara tahun 1991 dan 2007, ABN AMRO merupakan salah satu bank terbesar di Eropa dan beroperasi di 63 negara di seluruh dunia.
Pada tanggal 17 Oktober 2007, ABN AMRO Holding NV, induk perusahaan ABN AMRO, diakuisisi oleh RFS Holdings BV, sebuah konsorsium bersama milik The Royal Bank of Scotland Group (38%), Fortis (34%), dan Banco Santander (28%). Beragam bisnisnya dibagi oleh 3 bank tersebut yang disesuaikan dengan prioritas strategi masing-masing. Pada tanggal 3 Oktober 2008, Pemerintah Belanda mengakuisisi Fortis Bank Nederland (Holding) NV, termasuk bagian kepemilikan pada RFS Holdings BV yang juga mencakup bagian bisnis ABN AMRO yang telah diakuisisi.
Selanjutnya, pada tanggal 6 Februari 2010, bagian bisnis ABN AMRO yang dimiliki oleh Pemerintah Belanda dipisahkan dari bagian yang dimiliki oleh RBS. ABN AMRO Bank NV, entitas lama yang mencakup bagian keduanya, diubah namanya menjadi The Royal Bank of Scotland NV, sementara bagian bisnis ABN AMRO milik Pemerintah Belanda diakuisisi oleh entitas baru yang menggunakan nama lama ABN AMRO Bank NV. Kedua entitas, The Royal Bank of Scotland NV dan ABN AMRO Bank NV, mendapatkan lisensi terpisah dari Bank Sentral Belanda dan untuk sementara berada di bawah dan dikelola oleh manajemen ABN AMRO Holding NV.
Pada tanggal 1 April 2010, ABN AMRO Bank NV dialihkan ke sebuah induk perusahaan baru yang dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Belanda, ABN AMRO Group NV. ABN AMRO Group NV juga menjadi pemegang saham Pemerintah Belanda di Fortis Bank (Nederland) NV. Pada saat yang sama, ABN AMRO Holding NV diubah namanya menjadi RBS Holdings NV. Pengalihan kepada ABN AMRO Group NV ini menandai selesainya proses pemisahan ABN AMRO dan RBS.
Pada tanggal 15 April 2010, manajemen ABN AMRO Bank NV, Fortis Bank (Nederland) NV and ABN AMRO Group NV mengajukan proposal merger kepada Amsterdam Chamber of Commerce, dimana Fortis Bank (Nederland) NV akan menggabungkan diri ke dalam ABN AMRO Bank NV. Proposal ini merupakan langkah formal sebagai bagian dari merger secara hukum yang direncanakan akan selesai pada paruh kedua 2010.

ABN AMRO di Indonesia
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f4/ABN-Amro_-_Surakarta.jpg/150px-ABN-Amro_-_Surakarta.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.20wmf4/skins/common/images/magnify-clip.png
Kantor ABN AMRO di Solo.
Sejarah ABN AMRO di Indonesia berawal pada tanggal 27 Februari 1826 dengan dibukanya kantor perdagangan di Batavia (Jakarta pada masa itu). Saat ini, ABN AMRO memiliki jaringan berupa 20 kantor cabang yang tersebar di 10 kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Manado, Semarang, Solo, Denpasar, dan Balikpapan. Pada tahun 2008, ABN AMRO mulai menggunakan nama RBS di Indonesia. Pada tanggal 4 Agustus 2009, RBS mengumumkan penjualan unit perbankan ritel dan komersialnya (yang sebelumnya merupakan aset ABN AMRO) di Indonesia kepada PT ANZ Panin Bank. Penjualan ini merupakan bagian dari perjanjian antara RBS dan ANZ Banking Group Ltd mengenai penjualan unit Retail & Commercial Banking di Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Indonesia serta Unit Global Banking & Markets (GBM) dan Global Transaction Services (GTS) on shore (dalam negeri) di Filipina, Vietnam, dan Taiwan (tidak termasuk sekuritas).

Peran sebagai agen

Perusahaan manajemen investasi seringkali bertindak sebagai agen atau perantara dari para pemilik saham dan perusahaan daripada memiliki secara langsung saham perusahaan. Secara teoritis, para pemilik saham memiliki kekuasaan yang amat besar untuk mengubah arah kebijakan perusahaan yang dimilikinya melalui hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) serta kemampuannya untuk mengontrol dan menekan manajemen perusahaan. Namun dalam prakteknya para pemilik saham tersebut tidak menggunakan hak suara yang dimiliki secara kolektif tersebut ( sebab kepemilikannya masing-masing hanya terdiri dari jumlah yang kecil), dan institusi keuangan ( selaku agen) kadang-kadang menggunakan hak suara tersebut. Telah menjadi suatu kepercayaan umum bahwa manajemen investasi selaku agen harus memiliki kemampuan untuk secara aktif memantau kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh nasabahnya.

 

Kendala operasional

Beberapa kendala dalam mengoperasikan usaha manajemen investasi ini antara lain:
  • laba kotor yang diperoleh terkait langsung dengan valuasi nilai pasar sehingga kejatuhan nilai pasar dari aset akan mengakibatkan penurunan drastis pada laba kotor relatif terhadap biaya.
  • sulitnya mempertahankan kinerja pengelolaan investasi sehingga mencapai nilai di atas rata-rata dan nasabah biasanya menunjukkan ketidak sabarannya saat kinerja investasi buruk.
  • gaji manajer investasi yang sukses sangat mahal dan memiliki kemungkinan dibajak oleh pesaing.
  • pencapaian kinerja investasi di atas rata-rata adalah amat bergantung pada keunikan dari keahlian manajer investasi, namun nasabah tidak pernah memedulikan hal tersebut dan semata hanya melihat pada kesuksesan perusahaan yang dianggap bersumber pada filosofi dan disiplin internal
  • analis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di atas rata-rata seringkali memiliki kondisi keuangan yang mapan sehingga mereka akan menolak tawaran pekerjaan yang ditawarkan perusahaan demi untuk mengelola portofolionya sendiri.
Perusahaan investasi di dunia yang tersukses mungkin adalah mereka yang terpisah dari perbankan dan asuransi baik secara fisik maupun secara psikologis, dimana kinerja terbaik dan strategi bisnis yang dinamis umumnya dihasilkan oleh perusahaan manajemen investasi yang independen.

Struktur portolio

Fokus bisnis pada industri manajemen investasi adalah manajer yang bertugas untuk menginvestasikan dan mendivestasikan investasi nasabahnya.
Penasehat investasi dari suatu perusahaan manajemen investasi yang tersertifikasi harus mengelola investasi nasabahnya sesuai dengan kebutuhan serta profil risiko masing-masing nasabah, dimana penasehat keuangan akan merekomendasikan bentuk investasi yang tepat bagi nasabahnya tersebut.

 

Alokasi aset

Berbagai golongan aset adalah obligasi, properti, derivatif dan komoditi, dimana manajer investasi dibayar jasanya untuk melaksanakan penempatan investasi pada berbagai asset ini. Berbagai golongan aset ini memiliki dinamika pasar yang berbeda-beda dan saling memengaruhi satu sama lainnya, sehingga penempatan dana investasi pada berbagai aset tersebut dapat membawa pengaruh signifikan pada performa investasi.

 

Investasi jangka panjang

Sangatlah penting untuk memperhatikan bukti kinerja imbal hasil jangka panjang terhadap aset investasi yang berbeda-beda dan melakukan investasi pada jangka waktu tersebut guna mendapatkan hasil investasi terbaik. Misalnya pada suatu jangka waktu yang panjang ( misalnya di atas 10 tahun ) pada beberapa negara , saham menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi, dan obligasi menghasilkan imbal hasil yang lebihy besar dibandingkan memegang tunai. Menurut teori keuangan hal ini disebabkan oleh risiko yang lebih besar pada saham ( lebih bergejolak ) daripada obligasi yang lebih berisiko dibanding tunai.

 

Diversifikasi

Manajer pengelola dana dengan memperhatikan latar belakang alokasi aset, akan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi aset sesuai profil risiko nasabahnya dan membuat daftar perencanaan penempatan investasi yang sesuai. Daftar tersebut akan menunjukkan persentase penempatan dana pada masing-masing saham atau obligasi. Teori diversifikasi portofolio ini diperkenalkan oleh Harry Max Markowitz [2] dan efektivitas dari diversifikasi ini membutuhkan manajemen korelasi antara imbal hasil dan tingkat pengembalian modal, isu internal terhadap portofolio bersangkutan, korelasi silang antara tingkat pengembalian.

1 komentar: